LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR
PERKEMBANGAN HEWAN II
“GAMETOGENESIS “
![]() |
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2010
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Gametogenesis merupakan proses
pembentukan gamet (sel kelamin). Pada hewan yang akan mengadakan pembuahan di
luar tubuh induk, jumlah gamet yang akan dihasilkan sama banyak antara jantan
dan betina. Tapi bagi hewan yang akan mengadakan pembuahan dalam tubuh gamet
jantan lebih banyak dihasilkan daripada gamet betina (Yatim, 1990).
Pada ikan jumlah gamet itu ribuan
sampai jutaan dikeluarkan sekali musim kawin yang disebut spawning. Pada
Mammalia jumlah spermatozoa dikeluarkan sekali kawin (coitus) ada sekitar
ratusan juta, sedangkan jumlah ovum hanya 1-2 butir. Bahkan pada Primata hanya
sebutir ovum dihasilkan sekali musim kawin (Junquiera, 1980).
Praktikum gametogenesis
dilaksanakan untuk mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina
melalui preparat histologis dan untuk mengetahui tingkatan perkembangan sel
germa baik dalam tubulus seminiferus maupun dalam folikel-folikel telur.
1.1.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum
ini adalah:
1.
Bagaimana proses
pembentuksn sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat
histologis ?
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
2.
Mempelajari proses
pembentuksn sel kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat
histologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gametogenesis
Gametogenesis
adalah proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan
disebut spermatogenesis sedangkan proses pembentukan gamet betina disebut
oogenesis. Keseluruhan gametogenesis dibagi menjadi tiga tahap yaitu : tahap
perbanyakan (proliferasi), tumbuh dan pematangan (Kholil, 2009).
Gamet dihasilkan
dalam gonad. Gamet jantan spermatozoon (jamak : spermatozoa) dihasilkan dalam
gonad jantan, disebut testis. Gamet betina : ovum (jamak : ova), dihasilkan
dalam gonad betina, disebut ovarium (Yatim, 1990).
Hewan
hermaprodit atau monocious memiliki sebuah gonad gabungan, disebut ovo-testis,
yang menghasilkan kedua jenis gamet. Proses menghasilkan gamet matang sehingga
mampu membuahi disebut gametogenesis yang dibagi atas 2 macam yaitu
(Partodihardjo, 1992) :
1.
Spermatogenesis,
pembentukan spermatozoa.
2.
Oogenesis,
pembentukan ovum.
2.1.1 Proses
Spermatogenesis
Pembentukan
spermatozoa dari spermatogonia disebut spermatogenesis. Berlangsung pada epitel
germinal. Pembikinan spermatozoa ini dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu : 1)
spermatositogenesis, 2) meiosis dan 3) spermiogenesis (Yatim, 1996).
Spermasitogenesis disebut juga
tahap proliferasi. Dalam tahap ini spermatogonia A membelah membentuk
spermatogonia In, dan ini membelah pula membentuk spermatogonia B.
Spermatogonia B bermitosis menjadi spermatosit I (Yatim, 1996).
Meiosis terdiri dari dua fase utama
yaitu : meiosis I dan meiosis II. Meiosis I menempuh fase-fase : a) profase, b)
metafase, c) anafase dan d) telofase. Profase meiosis I dibagi lagi atas lima
subfase yaitu : 1) leptoten, 2) zigoten, 3) pakhiten, 4) diploten dan 5) diakinesis.
Meiosis II menempuh fase yang sama seperti meiosis I tetapi profase tidak lagi
terbagi atas subfase. Selesai meiosis I terbentuk spermatosit II dan selesai
meiosis II terbentuk spermatid (Yatim, 1996).
Spermiogenesis
disebut juga tahap transformasi yaitu tahap perubahan bentuk dan komposisi
spermatid yang bundar menjadi bentuk cebong yang memiliki kepala, leher dan
ekor serta berkemampuan untuk bergerak (motil) (Yatim, 1996).
Spermatogenesis
terjadi di dalam tubulus seminiferus dalam testis. Proses tersebut berlangsung
mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus. Tingkatan
perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut
(Kholil, 2009) :
1.
Spermatogonium :
ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang,
terletak berderet didekat atau melekat membrana basalis.
2.
Spermatosit I : ukuran
paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dengan
membrana basalis.
3.
Spermatosit II : ukuran
agak kecil (1/2 x spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak
makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : ukuran
kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di
dekat lumen.
5.Spermatozoid
: spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda
terdapat di dalam lumen.
Gametogonium
pada jantan disebut spermatogonium, pada betina oogonium. Gametosit pada jantan
disebut spermatosit dan pada betina disebut oosit. Gametid pada jantan disebut
spermatid dan pada betina disebut ootid. Pada jantan 1 spermatosit I tumbuh
menjadi 4 spermatozoa sedang pada betina 1 oosit I tumbuh menjadi 1 ovum
(Mukayat, 1984).
2.1.2. Proses
Oogenesis
Oogenesis adalah
proses pembikinan dari oosit (gamet betina). Oogenesis terjadi di dalam ovarium
dan dilanjutkan di dalam oviduct jika terjadi penetrasi spermatozoid. Dalam
oogenesis sel germa berkembang di dalam folikel-folikel telur, dengan tingkatan
sebagai berikut (Kholil, 2009) :
1.
Folikel primordial :
merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri atas sebuah oosit
I yang di lapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
2.
Folikel tumbuh terdiri
dari :
a.
Folikel primer :
terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel (sel
granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh
zona pelusida.
b.
Folikel sekunder :
terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa.
c.
Folikel tersier :
volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau banyak.
Terdapat beberapa celah (antrum) di antara sel-sel granulosa. Jaringan ikat
stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk teka
interna dan eksterna.
d.
Folikel matang (folikel
Graaf) : berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar, berisi cairan
folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona radiata,
dihubungkan dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut
kumulus ooforus.
Dalam stroma
banyak terdapat folikel. Sekitar 0,25 % saja folikel yang banyak itu mengalami
pertumbuhan sesuai dengan pertumbuhan oosit yang dikandung. Ada tiga tahap
pertumbuhan folikel yaitu : 1) folikel primordial, 2) folikel tumbuh dan 3)
folikel Graaf (Yatim, 1996).
Folikel
primordial terdiri dari satu oosit I (primer) yang diselaputi oleh selapis sel
folikel yang gepeng. Oosit I tumbuh dari mitosis oogonium, disusul dengan
meiosis I sampai tingkat profase saja, lalu berhenti dan folikel itupun jadi
dormant. Ia akan tumbuh jika dapat giliran nanti setelah wanita pemiliknya dewasa. Folikel primordial yang tumbuh jadi folikel
matang lalu terjadi ovulasi. Pertumbuhan itu ada tiga tahap yaitu : folikel
primer, folikel sekunder dan folikel tersier. Folikel Graaf disebut folikel
matang yang terdiri dari beberapa lapis berada dalam cumulus oophorus, satu
tonjolan stratum granulosum ke antrum. Lapisan sel folikel yang menyelaputi
oosit disebut corona radiata (Yatim, 1996).
Pada Mammalia,
selesai meiosis I pada betina, terjadi satu oosit II dan satu polosit (badan
kutub). Polosit jauh lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali.
Selesai meiosis II terjadi satu ootid dan satu polosit II. Sementara itu
polosit I membelah pula jadi dua, tapi jarang terjadi, keburu berdegenerasi.
Polosit yang tiga buah itu nanti akan berdegenerasi lalu diresap kembali oleh
tubuh (Sudarwati, 1993).
BAB
III
METODE
PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini
dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 27 April 2010 jam 15.00-17.00 WIB Di
Laboratorium Pendidikan Biologi B Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2
Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum tentang gametogenesis adalah:
1. Mikroskop
binokuler 1 Buah
2. Mikroskop
compond 1 Buah
3. Deckglass 2
Buah
4. Obyek
glass. 2
Buah
5.
3.2.2
Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum tentang gametogenesis adalah:
1.
Sperma Ikan Secukupnya
2.
PreparatTestis
marmut 1 Buah
3.
Preparat
Ovarium marmut 1 Buah
4.
Preparat
spermatogenesis 1 Buah
3.3
Cara Kerja
Cara
kerja pada praktikum tentang gametogenesis adalah :
1.
Di amati preparat
testis di bawah mikroskop.
2.
Di gambar sebuah
tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di dalamnya, di
gambar pula sel-sel interstitial (sel Leydig) yang terdapat di ruang antara
tubulus.
3.
Di amati preparat ovarium dibawah mikroskop.
4.
Di gambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan
disebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
|
Gambar
pengamatan Spermatogenesis
|
Gambar
literatur
|
Keterangan
|
|
Preparat testis marmut
|
![]() |
1. Membran basalis
2. Spermatogonium
3. Spermatosit I
4. Spermatosit II
5. Spermatozoid
6. Lumen
|
|
(Preparat histologis
ovarium marmut)
Folikel primordial
|
![]() |
1. Terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh
selapis sel folikel berbentuk pipih.
2. Folikel utama yang terdapat sebelum lahir.
|
|
Folikel primer
|
![]()
(Iqbal,
2007)
|
1. Terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh
selapis sel folikel berbentuk kubus.
2. Dipisahkan oleh zona pelusida.
|
|
Folikel sekunder
|
![]() |
1. Terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh
beberapa lapis sel granulosa.
2. Oosit mencapai besar maksimal.
3. Sel folikuler berbentuk kubus.
|
|
Folikel tersier (folikel
sedang tumbuh)
|
![]() |
1. Volume stratum granulosum yang melapisi oosit I
bertambah besar.
2. Terdapat beberapa antrum di antara sel-sel
granulosa.
3. Jaringan ikat stroma membentuk teka interna dan
eksterna.
|
|
Folikel de Graaf
(folikel matang atau mature)
|
![]() |
1. Berukuran paling besar.
2. Antrum menjadi sebuah rongga besar.
3. Rongga terisi oleh cairan liquor folliculi
4. Oosit dikelilingi oleh corona radiata.
5. Oosit yang diselaputi beberapa lapis sel granulosa
berada dalam suatu jorokan ke dalam antrum yang disebut cumulus oophorus.
|
|
Corpus luteum
|
![]() |
1. Berasal dari folikel de Graaf yang ovumnya telah
berovulasi.
2. Disebut juga badan kuning.
3. Ada 2 macam yaitu : corpus luteum spurium dan
corpus luteum verum.
|
|
Spermatogenesis
|
|
1. Spermatogonia
2. Spermatosit primer
3. Spermatosid Sekunder
4. Spermatid
5. Sperma
6. Lamina Basalis
7. Lumen
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus. Pada
pengamatan preparat histologi testis marmut kemarin nampak terlihat
spermatogonium terletak di daerah dekat membran basalis. Ukuran dari
spermatogonium relatif kecil dan berbentuk agak oval. Setelah spermatogonium
nampak spermatosit I yang berukuran paling besar dan berbentuk bulat, letaknya agak
menjauh dari membran basalis. Pada bagian selanjutnya terlihat adanya
spermatosit II yang ukurannya setengah dari spermatosit
I. Bentuknya sama seperti pada
spermatosit I yaitu berbentuk bulat dan letaknya mendekati lumen. Kemudian pada
daerah lumen nampak adanya spermatozoid yang bergerombol di dalam sel sertoli.
Pada preparat kemarin terlihat sel sertoli terletak di antara spermatogonium.
Spermatogonium berukuran relatif kecil, berbentuk agak oval, intinya
berwarna kurang terang, terletak berderet didekat atau melekat membrana
basalis. Spermatosit I berukuran paling besar, berbentuk bulat, intinya
berwarna kuat, dan letaknya agak menjauh dengan membrana basalis. Spermatosit
II berukuran agak kecil atau setengah dari spermatosit I, berbentuk bulat,
warna intinya lebih kuat, dan terletak makin menjauhi membran basalis
(mendekati lumen). Spermatid berukuran kecil, berbentuk agak oval, warna
intinya kuat, kadang-kadang piknotis,dan
terletak di dekat lumen. Spermatozoid merupakan spermatozoa muda melekat
secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen (Kholil,
2009).
Sel germinatif disebut spermatogonia. Sel-sel ini berada di
dasar tubulus, selapis. Dengan jaringan interstitial dibatasi oleh lamina
basalis. Lamina basalis terdiri dari lapisan tipis di dasar epitel germinal,
mengandung butiran halus dan jalinan serat halus. Spermatogonia berproliferasi
terus menerus membentuk sel spermatogenik : spermatosit, spermatid,
spermatozoa. Spermatogonia adalah sel induk gamet, spermatozoa adalah gamet
matang (Yatim, 1990).
Spermatogonia itu bermitosis membentuk spermatogonia. Spermatogonia
akan bermitosis lagi berulang-ulang akan membentuk sel-sel anak, disebut spermatosit
primer I. Spermatosit primer menempuh meiosis I, terbentuk 2 spermatosit
sekunder II. Setiap spermatosit sekunder menempuh meiosis II,
terbentuk 2 spermatid. Spermatid kemudian mengalami transformasi
(berubah bentuk) menjadi spermatozoon (Partodihardjo, 1992).

Gambar proses spermatogenesis secara singkat
(Iqbal, 2007)
Sel sertoli terletak di antara spermatogonia, tegak pada
lamina basalis dan puncaknya mencapai lumen. Sel sertoli berfungsi untuk
melindungi dan memberi nutrisi sel-sel spermatogenik, memakan sel-sel
spermatogenik yang abnormal atau sisa spermatid, menggetahkan lendir yang ikut
membina plasma semen, menggetahkan hormon estrogen, dan menggetahkan ABP untuk
mengikat androgen dari sel leydig. Sel leydig berbentuk bundar atau polygonal
dan inti berada ditengah dan sitoplasma banyak mengandung butiran lemak. Di
dalam sel itu dihasilkan hormon kejantanan, androgen atau testosteron (Yatim,
1990).
Jika di amati di bawah mikroskop elektron, sel Sertoli
memiliki banyak tonjolan sitoplasma. Tiap tonjolan merangkul sel spermatogenik
sekitar dan mendorongnya makin dekat ke lumen sesuai dengan pertumbuhannya yang
makin sempurna makin dekat ke lumen (Yatim, 1996).
4.2.2
Proses Oogenesis
Pada pengamatan preparat histologis ovarium marmut kemarin
tampak terlihat beberapa folikel di dalam stroma. Disini ada tiga tahap
pertumbuhan folikel yaitu : folikel primordial, folikel tumbuh dan folikel de
Graaf. Folikel primordial berada di paling pinggir cortex, folikel yang tumbuh
dan yang matang berada di kedalaman cortex itu.
Folikel primordial merupakan folikel utama yang terdapat
sebelum lahir, terdiri atas sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel
folikel berbentuk pipih. Folikel primer terdiri dari sebuah oosit I yang di
lapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit
dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh zona pelusida. Folikel sekunder terdiri
dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa. Folikel
tersier volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau
banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) di antara sel-sel granulosa. Jaringan
ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk
teka interna dan eksterna. Folikel matang (folikel Graaf) berukuran paling
besar, antrum menjadi sebuah rongga besar, berisi cairan folikel. Oosit
dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona radiata, dihubungkan dengan
sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut kumulus ooforus.
Pada folikel primordial terdiri dari
satu oosit (primer) yang diselaputi oleh selapis sel folikel yang gepeng. Oosit
I tumbuh dari mitosis oogonium, disusul dengan meiosis I sampai tingkat profase
saja, lalu berhenti dan folikel itupun jadi dormant. Ia akan tumbuh jika dapat
giliran nanti setelah wanita pemiliknya dewasa (Yatim, 1996).
Folikel tumbuh
terdiri dari tiga tahap yaitu folikel primer, folikel sekunder dan folikel
tersier. Folikel primer oosit diselaputi selapis sel folikel bentuk kubus.
Terbentuk selaput oosit dibawah lapisan folikel, disebut zona pellucida.
Folikel sekunder oosit diselaputi 3-5 lapis sel folikel bentuk kubus disebut
stratum granulosum. Folikel tersier volume stratum granulosum jadi lebih besar
daripada folikel sekunder karena terbentuk celah pada beberapa tempat, celah
itu berisi cairan disebut antrum.sel jaringan ikat stroma yang melingkup
menyusun diri membentuk lapisan di sebelah luar stratum granulosa, sebelah
dalam techa interna dan sebelah luar theca eksterna (Yatim, 1996).
Folikel de Graaf disebut juga
folikel matang, oosit di selaputi oleh sel folikel yang terdiri dari beberapa
lapis berada dalam cumulus oophorus, satu tonjolan stratum granulosum ke arah
antrum. Antrum kini jadi satu dan lebih luas daripada folikel tersier,
rongganya berisi cairan liquor folliculi. Lapisan sel folikel yang menyelaputi
oosit disebut dengan corona radiata (Yatim, 1996).

Gambar folikel de Graaf
(Iqbal, 2007)
Corpus luteum atau badan kuning berasal dari folikel de Graaf
yang ovumnya telah berovulasi. Badan itu berwarna kuning karena sel
granulosanya yang mengandung pigmen lipokrom yang berwarna kuning. Corpus
luteum ada dua macam yaitu corpus luteum spurium dan corpus luteum verum.
Strukturnya tak beda hanya saja hadirnya dalam ovarium yang berbeda
(Partodihardjo, 1992).
Seperti halnya pada jantan, oogenesis pun mempunyai tiga
tahap yaitu : proliferasi, meiosis dan transformasi atau pematangan. Yang
sangat menyolok antara kedua jenis kelamin adalah spermatogenesis berlangsung
setelah akil baligh sedangkan oogenesis sudah mulai semasa embrio awal,
terhenti sebagian waktu lahir dan dilanjutkan setelah akil baligh. Bedanya lagi
ini terutama pada orang dan Mammalia piara, jantan tidak memiliki daur
pembiakan yang jelas sedang betina ada memiliki daur itu. Daur itu berlangsung
28 hari rata-rata pada orang dan ditandai dengan terjadinya secara berkala
menstruasi (Partodihardjo, 1992).

Gambar proses oogenesis
(Iqbal,
2007)
Gambar
proses oogenesis secara singkat
(Iqbal, 2007)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat kita ambil dari praktikum tentang gametogenesis kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Spermatogenesis
terjadi di dalam tubulus seminiferus. Spermatogonium terletak di daerah dekat
membran basalis. Ukuran dari spermatogonium relatif kecil dan berbentuk agak
oval. Setelah spermatogonium nampak spermatosit I yang berukuran paling besar
dan berbentuk bulat, letaknya agak menjauh dari membran basalis. Pada bagian
selanjutnya terlihat adanya spermatosit II yang ukurannya setengah dari
spermatosit I. Bentuknya sama seperti pada spermatosit I yaitu berbentuk bulat
dan letaknya mendekati lumen. Kemudian pada daerah lumen nampak adanya
spermatozoid yang bergerombol di dalam sel sertoli. Pada preparat kemarin
terlihat sel sertoli terletak di antara spermatogonium.
2. Ada tiga tahap pertumbuhan
folikel yaitu : folikel primordial, folikel tumbuh dan folikel de Graaf.
Folikel primordial berada di paling pinggir cortex, folikel yang tumbuh dan
yang matang berada di kedalaman cortex itu.
3. Folikel
primordial merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri atas
sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih. Folikel
primer terdiri dari sebuah oosit I yang di lapisi oleh selapis sel folikel (sel
granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh
zona pelusida. Folikel sekunder terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh
beberapa lapis sel granulosa. Folikel tersier volume stratum granulosum yang
melapisi oosit I bertambah besar atau banyak. Terdapat beberapa celah (antrum)
di antara sel-sel granulosa. Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum
granulosa menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna. Folikel matang
(folikel Graaf) berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar,
berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona
radiata, dihubungkan dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang
disebut kumulus ooforus.
4. Corpus
luteum atau badan kuning berasal dari folikel de Graaf yang ovumnya telah
berovulasi. Badan itu berwarna kuning karena sel granulosanya yang mengandung
pigmen lipokrom yang berwarna kuning. Corpus luteum ada dua macam yaitu corpus
luteum spurium dan corpus luteum verum.
5. Oogenesis
pun mempunyai tiga tahap yaitu : proliferasi, meiosis dan transformasi atau
pematangan. Yang sangat menyolok antara kedua jenis kelamin adalah
spermatogenesis berlangsung setelah akil baligh sedangkan oogenesis sudah mulai
semasa embrio awal, terhenti sebagian waktu lahir dan dilanjutkan setelah akil
baligh
6. Sel
sertoli terletak di antara spermatogonia, tegak pada lamina basalis dan
puncaknya mencapai lumen. Sel sertoli berfungsi untuk melindungi dan memberi
nutrisi sel-sel spermatogenik, memakan sel-sel spermatogenik yang abnormal atau
sisa spermatid, menggetahkan lendir yang ikut membina plasma semen,
menggetahkan hormon estrogen, dan menggetahkan ABP untuk mengikat androgen dari
sel leydig. Sel leydig berbentuk bundar atau polygonal dan inti berada ditengah
dan sitoplasma banyak mengandung butiran lemak. Di dalam sel itu dihasilkan
hormon kejantanan, androgen atau testosteron
DAFTAR PUSTAKA
Junquiera, Luis C. Carneiro Jose.
1980. Histologi Dasar Edisi Ketiga.
Alih bahasa Adji
Dharma. Jakarta : EGC
Kholil, Kholifah. 2009. Petunjuk Praktikum Sruktur Perkembangan
Hewan II. Malang : Uin Press
Mukayat, Djarubita. 1984. Reproduksi Hewan.
Surabaya : IKIP Press
Partodihardjo,
Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Sudarwati, S. 1993. Perkembangan
Hewan. Bandung : ITB
Yatim, W. 1990. Reproduksi Dan Embriologi. Bandung
: Tarsito
Yatim, Wildan. 1996. Histologi. Bandung : Tarsito








Tidak ada komentar:
Posting Komentar