LAPORAN PRAKTIKUMSTRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II “ SISTEM REPRODUKSI BETINA “ Dosen Pembimbing :Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M. SiKholifah Kholil, M. Si Oleh :Arifatul Mukminin(10620049)
![]() |
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem ReproduksiReproduksi merupakan salah satu ciri aktivitas makhluk hidup yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya. Sistem reproduksi disebut juga sistem perkembangbiakan atau sistem genetalia. Sistem ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin (gamet), menyalurkan gamet jantan dan betina dan pada kelompok hewan betina tertentu berfungsi pula untuk memelihara embrio yang berkembang di dalamnya (Kholil, 2009).Secara umum sistem reproduksi vertebrata terdiri atas : 1) kelenjar kelamin (gonad), yang merupakan organ utama dalam sistem ini. 2) saluran reproduksi. 3) kelenjar seks asesori. Pada mamalia terdapat pula organ kelamin luar (Kholil, 2009).Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna) (Hafez, 1993).Reproduksi atau pembiakkan adalah memperbanyak diri atau berketurunan. Bertujuan untuk mempertahankan kehadiran spesies di alam. Individu di kalangan penduduk suatu spesies suatu ketika akan mati sebagai ciri kehidupan. Karena itu jumlah penduduk itu akan susut dan jika terus begitu mereka bisa punah. Karena itu sebelum setiap individu mati ia harus berketurunan atau beranak dulu. Anak harus lebih banyak dari parent (tetua). Karena hidup itu banyak menempuh tantangan dan bahaya terutama bagi anak yang masih lemah dan sederhana. Makin banyak anak yang dilahirkan makin besar kesempatan selamat hidup sampai dewasa, lalu bereproduksi lagi (Sudarwati, 1993).Jumlah anak harus lebih banyak dari yang memperanakkan, untuk menjaga kemungkinan banyaknya yang gagal atau yang mati sebelum dewasa. Kian besar bahaya yang akan dihadapi anak mencapai tingkat dewasa, kian banyak anak yang dilahirkan. Contoh anak Rodentia yang banyak sekali pergolakan hidupnya : marmot, kelinci, tikus, mencit, bajing. Baik dalam mencari makan, bersarang dan berlindung terhadap bencana alam, mereka bersaing hebattermasuk dengan manusia. Mereka beranak banyak dan frekuensi beranak itu pun tinggi (Jasin, 1984).2.1.1 Reproduksi Merpati (Columba livia) Betina
Pada burung betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990).2.1.3 Katak (Rana sp) Betina
Pada katak betina ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka (Hafez. 1984)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat”.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum tentang sistem reproduksi adalah1. Paapan Seksi 1 buah2. Gunting 1 buah3. Jarum Pentul 6 buah4. Silet 1 buah5. Sarung Tangan Sepasang
3.2.2 BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum tentang sistem reproduksi adalah:1. Kloroform secukupnya
3.3 Cara KerjaAdapun cara kerja pada praktikum tentang sistem reproduksi adalah :
1. Dimatikan hewan burung dengan dipotong lehernya pakai silet dan mencit, katak dengan kloroform sedangkan.2. Diletakkan hewan diatas papan seksi dengan bagian ventral dihadapkan ke atas, lalu ditusuk kakinya dengan jarum pentul.
|
Gambar
pengamatan
|
Gambar
literatur
|
Keterangan
|
|
Merpati (Columba
livia) Betina
|
![]()
(Partodihardjo,
1992)
|
1. Ginjal berjumlah sepasang
2. Ovarium berjumlah seapasang
3. Oviduct berada ditengah ginjal
4. Rektum dan saluran reproduksi bertemu pada kloaka
5. Mempunyai vagina
6. Mempunyai uterus, isthmus dan infundibulum
|
|
Katak Betina (Rana sp)
|
![]()
(Anonymous, 2009)
|
1.
Terdapat Oviduk
2.
Terdapat Ovarium
3.
Terdapa t Ovum
4.
Terdapat Ginjal
5.
Terdapat Uterus
6.
Terdapat Kloaka
|
|
Kambing Betina
|
(Iqbal,
2007)
|
1. Terdapat vagina
2. Terdapat oviduct (tuba falopii)
3. Terdapat uterus
4. Terdapat ligamentum
5. Terdapat cervix
|
Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990)
Pada burung merpati betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).
Fertilisasi yang terjadi adalah fertilisasi internal, sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16 – 18 hari. Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial. Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang 4 minggu kemudian (Rahmanto, 2001).
Sebagai hewan opivarus burung merpati menghasilkan telur dan mengeraminya. Sel telur yang dilengkapi kuning telur dan memiliki ukuran yang relatif besar. Bergerak melalui saluran telur (ductus ovarium) kuning telur dibungkus oleh albumen (putih telur) dan pada bagian luarnya dibungkus oleh selaput tipis yang disebut kerabang. Menjelang keluar , dibungkus lagi dengan cangkang yang terdiri dari senyawa kalsium karbonat (CaCo3). Masih ada lapisan terakhir yang disebut pernis yang berfungsi untuk menutup pori-pori pada cangkang telur. Degan lapisan tersebut bakteri sukar masuk ke dalam telur dan mengurangi penguapan air dalam telur (Soeseno, 1990).
![]() |
Gambar Sistem Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina
4.2.3 Sistem Reproduksi Pada kambing BetinaBerdasarkan hasil pengamatan tentang sistem reproduksi pada kambing betina kemarin dapat diketahui bahwa alat reproduksi pada kambing betina terdiri dari uterus, tuba fallopii (oviduct), ligamentum dan juga vagina.Alat kelamin betina terdiri dari gonad atau ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Saluran-saluran reproduksi betina terbagi menjadi oviduct (tuba falopii), uterus yang terbagi atas cornua uteri dan corpus uteri, cervix dan vagina. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva. Saluran-saluran reproduksi betina bertugas menerima telur-telur yang diproduksikan oleh ovarium dan menampung semen yang dipancarkan oleh alat kelamin jantan.Pada semua hewan menyusui (Mammalia) ovarium terdapat sepasang. Tempatnya dekat dengan ginjal dimana gonad berasal. Jadi tidak turun ke dalam canalis ingualis seperti testis, bagian novarium yang terbuka artinya bagian yang tidak melekat pada ligamentum penggantung, menghadap ke ruang abdomen (Partodihardjo, 1992).Besarnya ovarium amat tergantung kepada umur dan masa reproduksi hewan betina. Pada hewan betina yang sudah seringkali beranak, ovarium dapat menjadi dua kali besarnya dari ovarium betina remaja. Dua komponen yang amat penting dalam tubuh ovarium yaitu folikel dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting dalam proses reproduksi (Junquiera, 1980).Saluran-saluran reproduksi betina pada Mammalia terdiri atas oviduct atau tuba fallopii, uterus cervix dan vagina. Oviduct atau tuba falopii terdapat sepasang, merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus. Secara embrionik, oviduct berasal dari saluran muller, bentuknya bulat, kecil, panjang berkelok-kelok. Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritonium disebut mesosalpinx dan merupakan bagian dari ligamentum penggantung uterus. Ujung tuba falopii yang berada di dekat ovarium merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi. Pada kambing betina, ujung oviductnya tidak merupakan bursa tetapi merupakan bentuk yang lebih baik daripada corong (Yatim, 1996).Fungsi oviduct adalah menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium, menerima spermatozoa dari uterus, mempertemukan ovum dan spermatozoa, dan menyalurkan telur yang telah dibuahi ke dalam uterus. Uterus pada hewan Mammalia kebanyakan terdiri atas sebuah corpus uteri dan dua buah cornua uteri. Kornua umumnya berbentuk panjang dan lincip, banyak pada jenis kera dan manusia berbentuk pendek sekali atau beberapa pendapat mengatakan bahwa kornua pada bangsa kornua tidak ada (Hafez, 1993).4.2.5 Perbandingan Sistem Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina, Katak (Rana sp)Betina dan Kambing Betina
BAB VPENUTUP 5.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum tentang akar kali ini adalah sebagai berikut :
2. Pada kambing betina alat kelamin betina terdiri dari ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Saluran-saluran reproduksi betina terbagi menjadi oviduct (tuba falopii), uterus yang terbagi atas cornua uteri dan corpus uteri, cervix dan vagina. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva.
3. Pada Katak betina Oviduk, Ovarium, Ovum, Ginjal, Uterus, Kloaka. pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh
4. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. Pada mencit terdapat sepasang ginjal, terdapat dua ureter dan satu kantong kemih. Ovariumnya berjumlah satu pasang dan rahimnya berbentuk memanjang. Cervik terletak dibawah rahim dan vagian terletak dibawah cervik.
5. Perbandingan pada merpati betina, katak betina dan kambing betina adalah pada merpati betina ovariumnya berjumlah sepasang. Sedangkan pada katak ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Dan pada kambing kelamin betina terdiri dari gonad atau ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva.
DAFTAR PUSTAKA Blakely. 1998. Vertebrata. Jakarta : UI PressHafez, E. S. E. 1993. Reproduktion In Farm Animals. USA : Lea and FebigerIqbal, 2007. http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fungsi-reproduksi-hewan-jantan.Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata Dan Vertebrata. Surabaya : Sinar WijayaJunquiera, Luis C. Carneiro Jose. 1980. Histologi Dasar Edisi Ketiga. Alih bahasa Adji Dharma. Jakarta : EGCKholil, Kholifah. 2009. Petunjuk Praktikum Sruktur Perkembangan Hewan II. Malang : Uin PressMukayat, Djarubita. 1984. Reproduksi Hewan. Surabaya : IKIP PressNalbandov. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia Dan Unggas. Jakarta : UI PressPartodihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber WidyaPratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. ErlanggaSadler, TW. 1988. Embriologi Kedokteran Edisi 5. Alih bahasa Irwan Susanto. Jakarta : EGCSoeseno, Ari. 1990. Memelihara Dan Berternak Merpati. Jakarta : SwadayaSudarwati, S. 1993. Perkembangan Hewan. Bandung : ITBSutejo. 2002. Merpati Balap. Jakarta : SwadayaYatim, W. 1990. Reproduksi Dan Embriologi. Bandung : Tarsito





Tidak ada komentar:
Posting Komentar