Kamis, 27 Februari 2014

LAPORAN PRAKTIKUMSTRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II “ SISTEM REPRODUKSI BETINA  Dosen Pembimbing :Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M. SiKholifah Kholil, M. Si  Oleh :Arifatul Mukminin(10620049)       
              
JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG2011
       BAB IPENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang
Sel kelamin (gamet) merupakan hasil proses gametogenesis. Gamet jantan disebut spermatozoid dan gamet betina disebut sel telur. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus testis. Spermatozoid vertebrata terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang berupa flagel panjang. Sperma hewan-hewan yang berbeda, berbeda pula dalam ukuran, bentuk dan mobilitasnya. Bentuk spermatozoid adalah spesifik spesies, perbedaannya terutama terletak pada bentuk kepalanya yaitu dari bulat pipih sampai panjang lancip (Kholil, 2009).Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang sistem reproduksi pada hewan betina, yaitu pada burung merpati betina, katak betina, dan mencit betina. Semoga praktikum ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan baru bagi kita serta menambah keimanan kita.
 1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :1.      Bagaimana mengenal struktur morfologi spermatozoid pada kambing, katak dan merpati?2.      Bagaimana mengamati perbedaan sel kelamin yang di ambil dari bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda?
 1.3  Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :1.      Untuk mengenal struktur morfologi spermatozoid pada kambing, merpati dan katak2.      Untuk mengamati perbedaan sel kelamin yang di ambil dari bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda.
  
BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem ReproduksiReproduksi merupakan salah satu ciri aktivitas makhluk hidup yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya. Sistem reproduksi disebut juga sistem perkembangbiakan atau sistem genetalia. Sistem ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin (gamet), menyalurkan gamet jantan dan betina dan pada kelompok hewan betina tertentu berfungsi pula untuk memelihara embrio yang berkembang di dalamnya (Kholil, 2009).Secara umum sistem reproduksi vertebrata terdiri atas : 1) kelenjar kelamin (gonad), yang merupakan organ utama dalam sistem ini. 2) saluran reproduksi. 3) kelenjar seks asesori. Pada mamalia terdapat pula organ kelamin luar (Kholil, 2009).Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna) (Hafez, 1993).Reproduksi atau pembiakkan adalah memperbanyak diri atau berketurunan. Bertujuan untuk mempertahankan kehadiran spesies di alam. Individu di kalangan penduduk suatu spesies suatu ketika akan mati sebagai ciri kehidupan. Karena itu jumlah penduduk itu akan susut dan jika terus begitu mereka bisa punah. Karena itu sebelum setiap individu mati ia harus berketurunan atau beranak dulu. Anak harus lebih banyak dari parent (tetua). Karena hidup itu banyak menempuh tantangan dan bahaya terutama bagi anak yang masih lemah dan sederhana. Makin banyak anak yang dilahirkan makin besar kesempatan selamat hidup sampai dewasa, lalu bereproduksi lagi (Sudarwati, 1993).Jumlah anak harus lebih banyak dari yang memperanakkan, untuk menjaga kemungkinan banyaknya yang gagal atau yang mati sebelum dewasa. Kian besar bahaya yang akan dihadapi anak mencapai tingkat dewasa, kian banyak anak yang dilahirkan. Contoh anak Rodentia yang banyak sekali pergolakan hidupnya : marmot, kelinci, tikus, mencit, bajing. Baik dalam mencari makan, bersarang dan berlindung terhadap bencana alam, mereka bersaing hebattermasuk dengan manusia. Mereka beranak banyak dan frekuensi beranak itu pun tinggi (Jasin, 1984).2.1.1 Reproduksi Merpati (Columba livia) Betina
Merpati betina tidak mempunyai organ kopulasi secara khusus. Organ reproduksinya meliputi ovarium yang jumlahnya hanya satu yang terletak sebelah kiri. Ovarium tersusun dari lapisan serosa dan lapisan otot. Pada ovarium inilah tempat terbentuknya sel telur. Selain itu oviduct yang terletak disebelah bawah dari ovarium. Oviduct kanan rudimenter yang ukurannya lebih kecil dari oviduk yang satunya dan tidak berkembang. Histologi dari oviduk adalah tersusun atas lapisan peritoneal eksternal, otot longitudinal luar, sirkuler dalam, jaringan pengikat, dan lapisan mukosa. Oviduk dapat mensekresikan albumen pada saat pembentukan telur. Oviduk pada saat masih muda lurus, makin tua makin berkelok-kelok. Oviduk bermuara pada kloaka yang merupakan pertemuan antara organ kopulasi dengan anus. Uterus sebenarnya bukan merupakan uterus yang sebenarnya karena berbeda dengan uterus pada mamalia karena uterus pada merpati hanya berupa kelenjar kerabang. Pada uterus mempunyai banyak kelenjar yang membentuk kulit telur (Mukayat, 1984).
Pada burung betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990).2.1.3 Katak (Rana sp) Betina
Pada katak betina ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka (Hafez. 1984)
2.1.4 Kambing betinaKambing betina yang siap dikawinkan akan menunjukkan tanda-tanda birahi seperti sering mengembik tanpa sebab, menggosok-gosokkan badan pada dinding kandang, nafsu makan kurang, ekornya dikibas-kibaskan, sering kencing, bibir kemaluan membengkak, selaput bagian dalam agak kemerah-merahan dan keluar lendir yang jernih.2.2 Kajian Keislaman               Reproduksi  manusia  terjadi melalui proses-proses yang umum bagi  binatang  yang  menyusui.  Pada  permulaannya  terjadi pembuahan  (fecondation)  dalam  rahim. Ada suatu ovule yang memisahkan  diri  dan  ovarium   di   tengah-tengah   siklus menstruasi. Yang menyebabkan pembuahan adalah sperma lelaki, atau lebih tepat lagi spermatozoide, karena satu  sel  benih sudah  cukup satu  kadar  yang  sangat sedikit dari sperma mengandung spermatozoide sejumlah puluhan juta.  Cairan  itu dihasilkan oleh kelenjar lelaki dan disimpan untuk sementara dalam  ruangan  dan  saluran  yang  bermuara  ke  jalan  air kencing.  Ada  kelenjar  tambahan  yang bertebaran sepanjang saluran sperma, dan  menambah  zat  pelumas  kepada  sperma, tetapi zat itu tidak mengandung unsur pembuahan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menjelaskan tentang reproduksi yaitu pada surat 76 Ayat 2 yang Berbunyi: ö@è% $pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#ÿrߊ$yd bÎ) ôMçFôJtãy öNä3¯Rr& âä!$uŠÏ9÷rr& ¬! `ÏB Èbrߊ Ĩ$¨Z9$# (#âq¨ZyJtFsù$¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ 
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.
 Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah mengira bahwa campuran itu  adalah  campuran  unsur  lelaki.  Begitu juga ahli-ahli tafsir kuno  yang  tidak  memiliki  ide  sedikitpun  tentang fisiologi   pembuahan,   khususnya  kondisi-kondisi  biologi wanita-wanita. Mereka  itu  mengira  bahwa  kata  "campuran" hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita. Tetapi  ahli  tafsir  modern  seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan oleh Majlis Tertinggi Soal-soal Islam  di  Cairo mengoreksi  cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes  sperma  mengandung  banyak  unsur-unsur.  Ahli-ahli tafsir Muntakhab tidak memberikan perincian tetapi saya rasa keterangannya sangat tepat. Cairan sperma  dibikin  oleh pengeluaran-pengeluaran bermacam-macam yang berasal dari kelenjar-kelenjar seperti berikut : a) Testicule, pengeluaran kelenjar kelamin lelaki yang  mengandung spermatozoide yakni sel panjang yang berekor dan  berenang dalam cairan serolite b) Kantong-kantong benih (vesicules seminates); organ ini  merupakan tempat menyimpan spermatozoide, tempatnya dekat  prostrate, organ ini juga mengeluarkan cairan tetapi cairan  itu tidak membuahi.c) Prostrate, mengeluarkan cairan yang memberi sifat krem serta bau khusus kepada sperma.d) Kelenjar yang tertempel kepada jalan air kencing.  Kelenjar Cooper atau Mery mengeluarkan cairan yang melekat,  dan kelenjar Lettre mengeluarkan semacam lender. BAB IIIMETODE PRAKTIKUM3.1 Waktu dan TempatPraktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 20 April 2010 jam 15.00-17.00 WIB Di Laboratorium Pendidikan Biologi B Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.          
3.2  Alat dan Bahan
3.2.1 Alat     
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum tentang sistem reproduksi adalah1. Paapan Seksi               1 buah2. Gunting                       1 buah3. Jarum Pentul              6 buah4. Silet                            1 buah5. Sarung Tangan            Sepasang
                                                 
3.2.2 BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum tentang sistem reproduksi adalah:1.       Kloroform                                                   secukupnya
2.       Merpati jantan (Columba livia)                   1 Ekor3.       Katak Betina                                               1 Ekor
4.       Organ Reproduksi Kambing Betina           1 Ekor
 3.3 Cara KerjaAdapun cara kerja pada praktikum tentang sistem reproduksi adalah :
1.      Dimatikan hewan burung dengan dipotong lehernya pakai silet dan mencit, katak dengan kloroform sedangkan.2.      Diletakkan hewan diatas papan seksi dengan bagian ventral dihadapkan ke atas, lalu ditusuk kakinya dengan jarum pentul.
3.      Diamati organ kelamin luarnya Pada betina : lubang vagina, klitoris.4.      Dibedah abdomen hewan kemudian dicari dan di amati organ-organ reproduksi internalnya.3.3.2 Untuk Reprodusi hewan betina
1.      Gonad betina : ovarium. Diperhatikan bentuk dan ukurannya kemudian dibandingkan dengan gonad jantan.
2.      Saluran reproduksi : oviduk (tuba falopii), uterus, vagina.
3.      Kelenjar asesori : kelenjar Bartholin (terletak disebelah posterior dari lubang vagina, sulit dilihat, kelenjar klitoris.
4.      Setelah itu dibuat gambar pengamatan.
                BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1  Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan
Gambar literatur
Keterangan
Merpati (Columba livia) Betina







(Partodihardjo, 1992)
1.      Ginjal berjumlah sepasang
2.      Ovarium berjumlah seapasang
3.      Oviduct berada ditengah ginjal
4.      Rektum dan saluran reproduksi bertemu pada kloaka
5.      Mempunyai vagina
6.      Mempunyai uterus, isthmus dan infundibulum
Katak Betina (Rana sp)










(Anonymous, 2009)
1.   Terdapat Oviduk
2.   Terdapat Ovarium
3.   Terdapa t Ovum
4.   Terdapat Ginjal
5.   Terdapat Uterus
6.   Terdapat Kloaka






Kambing Betina


 









             (Iqbal, 2007)

1.      Terdapat vagina
2.      Terdapat oviduct (tuba falopii)
3.      Terdapat uterus
4.      Terdapat ligamentum
5.      Terdapat cervix
 4.2  Pembahasan
Untuk mempertahankan jenisnya maka suatu organisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan fertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina. Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (ovum) (Partodihardjo, 1992).
 4.2.1 Sistem Reproduksi Merpati (Columba livia) Pada Merpati BetinaPada pengamatan merpati betina kemarin kami menemukan sepasang ovarium. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), Ovarium berwarna kuning dan berhubungan dengan kloaka. Pada merpati betina kami menemukan dua ginjal yang terletak dibawah ovarium, ada hubungan antara ginjal dan kloaka. Sedangkan oviduct berada di tengah-tengah ginjal. Jadi oviduct menjulur dari ovarium, oviductnya panjang dan juga berkelok-kelok. Pada merpati betina juga terdapat istmus yang berfungsi untuk mensekresikan membran sel telur baik membran dalam maupun membran luar. Uterus pada merpati digunakan untuk menghasilkan cangkang kapur. Rektum dan saluran reproduksi bermuara pada kloaka.
Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990)
Pada burung merpati betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).
Fertilisasi yang terjadi adalah fertilisasi internal, sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16 – 18 hari. Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial. Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang 4 minggu kemudian (Rahmanto, 2001).
      Sebagai hewan opivarus burung merpati menghasilkan telur dan mengeraminya. Sel telur yang dilengkapi kuning telur dan memiliki ukuran yang relatif besar. Bergerak melalui saluran telur (ductus ovarium) kuning telur dibungkus oleh albumen (putih telur) dan pada bagian luarnya dibungkus oleh selaput tipis yang disebut kerabang. Menjelang keluar , dibungkus lagi dengan cangkang yang terdiri dari senyawa kalsium karbonat (CaCo3). Masih ada lapisan terakhir yang disebut pernis yang berfungsi untuk menutup pori-pori pada cangkang telur. Degan lapisan tersebut bakteri sukar masuk ke dalam telur dan mengurangi penguapan air dalam telur (Soeseno, 1990).
 
       
     
 Gambar Sistem  Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina
(Partodihardjo, 1992) 4.2.2                                                   Sistem Reproduksi pada Katak (Rana sp) Betina
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada katak (Rana sp) terdapat Oviduk, OvariumOvum, Ginjal, UterusKloaka. pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Pada katak cara pembuahannya yaitu secara internal dimana katak tersebut pembuahannya dengan bertelur. ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. Katak, merupakan jenis hewan ovipar (Pratiwi, 1996).
4.2.3 Sistem Reproduksi Pada kambing BetinaBerdasarkan hasil pengamatan tentang sistem reproduksi pada kambing betina kemarin dapat diketahui bahwa alat reproduksi pada kambing betina terdiri dari uterus, tuba fallopii (oviduct), ligamentum dan juga vagina.Alat kelamin betina terdiri dari gonad atau ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Saluran-saluran reproduksi betina terbagi menjadi oviduct (tuba falopii), uterus yang terbagi atas cornua uteri dan corpus uteri, cervix dan vagina. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva. Saluran-saluran reproduksi betina bertugas menerima telur-telur yang diproduksikan oleh ovarium dan menampung semen yang dipancarkan oleh alat kelamin jantan.Pada semua hewan menyusui (Mammalia) ovarium terdapat sepasang. Tempatnya dekat dengan ginjal dimana gonad berasal. Jadi tidak turun ke dalam canalis ingualis seperti testis, bagian novarium yang terbuka artinya bagian yang tidak melekat pada ligamentum penggantung, menghadap ke ruang abdomen (Partodihardjo, 1992).Besarnya ovarium amat tergantung kepada umur dan masa reproduksi hewan betina. Pada hewan betina yang sudah seringkali beranak, ovarium dapat menjadi dua kali besarnya dari ovarium betina remaja. Dua komponen yang amat penting dalam tubuh ovarium yaitu folikel dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting dalam proses reproduksi (Junquiera, 1980).Saluran-saluran reproduksi betina pada Mammalia terdiri atas oviduct atau tuba fallopii, uterus cervix dan vagina. Oviduct atau tuba falopii terdapat sepasang, merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus. Secara embrionik, oviduct berasal dari saluran muller, bentuknya bulat, kecil, panjang berkelok-kelok. Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritonium disebut mesosalpinx dan merupakan bagian dari ligamentum penggantung uterus. Ujung tuba falopii yang berada di dekat ovarium merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi. Pada kambing betina, ujung oviductnya tidak merupakan bursa tetapi merupakan bentuk yang lebih baik daripada corong (Yatim, 1996).Fungsi oviduct adalah menerima telur yang diovulasikan oleh ovarium, menerima spermatozoa dari uterus, mempertemukan ovum dan spermatozoa, dan menyalurkan telur yang telah dibuahi ke dalam uterus. Uterus pada hewan Mammalia kebanyakan terdiri atas sebuah corpus uteri dan dua buah cornua uteri. Kornua umumnya berbentuk panjang dan lincip, banyak pada jenis kera dan manusia berbentuk pendek sekali atau beberapa pendapat mengatakan bahwa kornua pada bangsa kornua tidak ada (Hafez, 1993).4.2.5 Perbandingan Sistem Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina, Katak (Rana sp)Betina dan Kambing Betina
Perbandingan pada merpati betina,katak betina dan pada kambing betina adalah ovarium berjumlah satu dan terletak dikiri, sebenarnya ovarium berjumlah dua tapi kemarin hanya tampak satu ovarium di bagian kiri. Tuba falopii berjumlah satu disebelah kiri. Pada merpati betina tidak mempunyai uterus, cervix dan vagina. Katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak didalam rongga pelvi, saluran reproduksi, pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom (Hafez, 1984).Saluran-saluran reproduksi betina pada Mammalia terdiri atas oviduct atau tuba fallopii, uterus cervix dan vagina. Oviduct atau tuba falopii terdapat sepasang, merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dan uterus. Secara embrionik, oviduct berasal dari saluran muller, bentuknya bulat, kecil, panjang berkelok-kelok. Tuba fallopii bergantung pada lipatan peritonium disebut mesosalpinx dan merupakan bagian dari ligamentum penggantung uterus. Ujung tuba falopii yang berada di dekat ovarium merupakan ujung permulaan dari saluran reproduksi. Pada kambing betina, ujung oviductnya tidak merupakan bursa tetapi merupakan bentuk yang lebih baik daripada corong (Yatim, 1996). 
BAB VPENUTUP 5.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum tentang akar kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Pada hewan merpati betina terdapat sepasang ovarium. Ovarium berwarna kuning dan berhubungan dengan kloaka. Pada merpati betina ditemukan dua ginjal yang terletak dibawah ovarium, ada hubungan antara ginjal dan kloaka. Sedangkan oviduct berada di tengah-tengah ginjal.
2.      Pada kambing betina alat kelamin betina terdiri dari ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Saluran-saluran reproduksi betina terbagi menjadi oviduct (tuba falopii), uterus yang terbagi atas cornua uteri dan corpus uteri, cervix dan vagina. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva.
3.      Pada Katak betina Oviduk, Ovarium,  Ovum, Ginjal, Uterus,  Kloaka. pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh
4.      Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. Pada mencit terdapat sepasang ginjal, terdapat dua ureter dan satu kantong kemih. Ovariumnya berjumlah satu pasang dan rahimnya berbentuk memanjang. Cervik terletak dibawah rahim dan vagian terletak dibawah cervik.
5.      Perbandingan pada merpati betina, katak betina dan kambing betina adalah pada merpati betina ovariumnya berjumlah sepasang. Sedangkan pada katak ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Dan pada kambing kelamin betina terdiri dari gonad atau ovarium, yang merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium tersebut menghasilkan sel telur. Alat kelamin bagian luar terdiri atas klitoris dan vulva.
 
DAFTAR PUSTAKA Blakely. 1998. Vertebrata. Jakarta : UI PressHafez, E. S. E. 1993. Reproduktion In Farm Animals. USA : Lea and FebigerIqbal, 2007. http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fungsi-reproduksi-hewan-jantan.Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata Dan Vertebrata. Surabaya : Sinar WijayaJunquiera, Luis C. Carneiro Jose. 1980. Histologi Dasar Edisi Ketiga. Alih bahasa Adji Dharma. Jakarta : EGCKholil, Kholifah. 2009. Petunjuk Praktikum Sruktur Perkembangan Hewan II. Malang : Uin PressMukayat, Djarubita. 1984. Reproduksi Hewan. Surabaya : IKIP PressNalbandov. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia Dan Unggas. Jakarta : UI PressPartodihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber WidyaPratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. ErlanggaSadler, TW. 1988. Embriologi Kedokteran Edisi 5. Alih bahasa Irwan Susanto. Jakarta : EGCSoeseno, Ari. 1990. Memelihara Dan Berternak Merpati. Jakarta : SwadayaSudarwati, S. 1993. Perkembangan Hewan. Bandung : ITBSutejo. 2002. Merpati Balap. Jakarta : SwadayaYatim, W. 1990. Reproduksi Dan Embriologi. Bandung : Tarsito      




Tidak ada komentar:

Posting Komentar