Jumat, 28 Februari 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sel kelamin (gamet) merupakan hasil proses gametogenesis. Gamet jantan disebut spermatozoid dan gamet betina disebut sel telur. Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus testis. Spermatozoid vertebrata terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang berupa flagel panjang. Sperma hewan-hewan yang berbeda, berbeda pula dalam ukuran, bentuk dan mobilitasnya. Bentuk spermatozoid adalah spesifik spesies, perbedaannya terutama terletak pada bentuk kepalanya yaitu dari bulat pipih sampai panjang lancip (Kholil, 2009).

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :
1.      Bagaimana mengenal struktur morfologi spermatozoid pada kambing, katak dan merpati?
2.      Bagaimana mengamati perbedaan sel kelamin yang di ambil dari bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda?

1.3  Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1.      Untuk mengenal struktur morfologi spermatozoid pada kambing, merpati dan katak
2.      Untuk mengamati perbedaan sel kelamin yang di ambil dari bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Reproduksi
Reproduksi merupakan salah satu ciri aktivitas makhluk hidup yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya. Sistem reproduksi disebut juga sistem perkembangbiakan atau sistem genetalia. Sistem ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin (gamet), menyalurkan gamet jantan dan betina dan pada kelompok hewan betina tertentu berfungsi pula untuk memelihara embrio yang berkembang di dalamnya (Kholil, 2009).
Secara umum sistem reproduksi vertebrata terdiri atas : 1) kelenjar kelamin (gonad), yang merupakan organ utama dalam sistem ini. 2) saluran reproduksi. 3) kelenjar seks asesori. Pada mamalia terdapat pula organ kelamin luar (Kholil, 2009).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna) (Hafez, 1993).
Reproduksi atau pembiakkan adalah memperbanyak diri atau berketurunan. Bertujuan untuk mempertahankan kehadiran spesies di alam. Individu di kalangan penduduk suatu spesies suatu ketika akan mati sebagai ciri kehidupan. Karena itu jumlah penduduk itu akan susut dan jika terus begitu mereka bisa punah. Karena itu sebelum setiap individu mati ia harus berketurunan atau beranak dulu. Anak harus lebih banyak dari parent (tetua). Karena hidup itu banyak menempuh tantangan dan bahaya terutama bagi anak yang masih lemah dan sederhana. Makin banyak anak yang dilahirkan makin besar kesempatan selamat hidup sampai dewasa, lalu bereproduksi lagi (Sudarwati, 1993).
Jumlah anak harus lebih banyak dari yang memperanakkan, untuk menjaga kemungkinan banyaknya yang gagal atau yang mati sebelum dewasa. Kian besar bahaya yang akan dihadapi anak mencapai tingkat dewasa, kian banyak anak yang dilahirkan. Contoh anak Rodentia yang banyak sekali pergolakan hidupnya : marmot, kelinci, tikus, mencit, bajing. Baik dalam mencari makan, bersarang dan berlindung terhadap bencana alam, mereka bersaing hebattermasuk dengan manusia. Mereka beranak banyak dan frekuensi beranak itu pun tinggi (Jasin, 1984).
2.1.1 Reproduksi Merpati (Columba livia) Betina
Merpati betina tidak mempunyai organ kopulasi secara khusus. Organ reproduksinya meliputi ovarium yang jumlahnya hanya satu yang terletak sebelah kiri. Ovarium tersusun dari lapisan serosa dan lapisan otot. Pada ovarium inilah tempat terbentuknya sel telur. Selain itu oviduct yang terletak disebelah bawah dari ovarium. Oviduct kanan rudimenter yang ukurannya lebih kecil dari oviduk yang satunya dan tidak berkembang. Histologi dari oviduk adalah tersusun atas lapisan peritoneal eksternal, otot longitudinal luar, sirkuler dalam, jaringan pengikat, dan lapisan mukosa. Oviduk dapat mensekresikan albumen pada saat pembentukan telur. Oviduk pada saat masih muda lurus, makin tua makin berkelok-kelok. Oviduk bermuara pada kloaka yang merupakan pertemuan antara organ kopulasi dengan anus. Uterus sebenarnya bukan merupakan uterus yang sebenarnya karena berbeda dengan uterus pada mamalia karena uterus pada merpati hanya berupa kelenjar kerabang. Pada uterus mempunyai banyak kelenjar yang membentuk kulit telur (Mukayat, 1984).
Pada burung betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).
Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990).

2.1.2 Mencit Betina
Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia termasuk mencit dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Partodihardjo, 1992).
Pada mencit terdapat sepasang ginjal, terdapat dua ureter dan satu kantong kemih. Ovariumnya berjumlah satu pasang dan rahimnya berbentuk memanjang. Cervik terletak dibawah rahim dan vagian terletak dibawah cervik (Sudarwati, 1993).
Pada nonpremata oviduk bagian posterior berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Sedangkan pada mamalia yang lain termasuk pada mencit betina duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom (Hafez, 1984).
2.1.3 Katak Betina



2.1.4 Kambing betina



2.2 Kajian Keislaman





BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 20 April 2010 jam 15.00-17.00 WIB Di Laboratorium Pendidikan Biologi B Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
           
3.2  Alat dan Bahan
3.2.1 Alat      
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum tentang sistem reproduksi adalah
1. Paapan Seksi               1 buah
2. Gunting                       1 buah
3. Jarum Pentul              6 buah
4. Silet                            1 buah
5. Sarung Tangan            Sepasang
                                                  
3.2.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum tentang sistem reproduksi adalah:
1.       Kloroform                                       secukupnya
2.       Merpati jantan (Columba livia)       1 Ekor
3.      Katak Betina                                                1 Ekor
4.      Kambing Betina                               1 ekor
5.       
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum tentang sistem reproduksi adalah :
1.      Dimatikan hewan burung dengan dipotong lehernya pakai silet dan mencit, katak dengan kloroform sedangkan.
2.      Diletakkan hewan diatas papan seksi dengan bagian ventral dihadapkan ke atas, lalu ditusuk kakinya dengan jarum pentul.
3.      Diamati organ kelamin luarnya Pada betina : lubang vagina, klitoris.
4.      Dibedah abdomen hewan kemudian dicari dan di amati organ-organ reproduksi internalnya.
3.3.2 Untuk hewan betina
1.      Gonad betina : ovarium. Diperhatikan bentuk dan ukurannya kemudian dibandingkan dengan gonad jantan.
2.      Saluran reproduksi : oviduk (tuba falopii), uterus, vagina.
3.      Kelenjar asesori : kelenjar Bartholin (terletak disebelah posterior dari lubang vagina, sulit dilihat, kelenjar klitoris.
4.      Setelah itu dibuat gambar pengamatan.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan
Gambar literatur
Keterangan
Merpati (Columba livia) Betina







(Partodihardjo, 1992)
1.      Ginjal berjumlah sepasang
2.      Ovarium berjumlah seapasang
3.      Oviduct berada ditengah ginjal
4.      Rektum dan saluran reproduksi bertemu pada kloaka
5.      Mempunyai vagina
6.      Mempunyai uterus, isthmus dan infundibulum
Katak Betina













Mencit (Mus musculus) Betina
(Iqbal, 2007)
1.      Ginjal berjumlah sepasang
2.      Mempunyai dua ureter dan satu kantong kemih
3.      Ovarium berjumlah sepasang
4.      Mempunyai cervik, rahim, uretra dan vulva
5.      Vagina berada dibawah cervik

Kambing Betina














4.2  Pembahasan
Untuk mempertahankan jenisnya maka suatu organnisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan fertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina. Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (ovum) (Partodihardjo, 1992).

4.2.1 Sistem Reproduksi Merpati (Columba livia) Pada Merpati Betina
Pada pengamatan merpati betina kemarin kami hanya menemukan satu ovarium yang terletak disebelah kiri. Ovarium berwarna kuning dan berhubungan dengan kloaka. Pada merpati betina kami menemukan dua ginjal yang terletak dibawah ovarium, ada hubungan antara ginjal dan kloaka. Sedangkan oviduct berada di tengah-tengah ginjal. Jadi oviduct menjulur dari ovarium, oviductnya panjang dan juga berkelok-kelok. Pada merpati betina juga terdapat istmus yang berfungsi untuk mensekresikan membran sel telur baik membran dalam maupun membran luar. Uterus pada merpati digunakan untuk menghasilkan cangkang kapur. Rektum dan saluran reproduksi bermuara pada kloaka.
Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990)
Pada burung merpati betina memiliki sepasang ovarium, kanan dan kiri. Ovarium kanan tidak berkembang (mengalami athropis), demikian juga saluran telurnya. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, lubang oviduct disebut ostium abdominalis. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan kopulasi (Jasin, 1994).
Fertilisasi yang terjadi adalah fertilisasi internal, sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16 – 18 hari. Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi yang sangat lemah, disebut kondisi altrisial. Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang 4 minggu kemudian (Rahmanto, 2001).
Sebagai hewan opivarus burung merpati menghasilkan telur dan mengeraminya. Sel telur yang dilengkapi kuning telur dan memiliki ukuran yang relatif besar. Bergerak melalui saluran telur (ductus ovarium) kuning telur dibungkus oleh albumen (putih telur) dan pada bagian luarnya dibungkus oleh selaput tipis yang disebut kerabang. Menjelang keluar , dibungkus lagi dengan cangkang yang terdiri dari senyawa kalsium karbonat (CaCo3). Masih ada lapisan terakhir yang disebut pernis yang berfungsi untuk menutup pori-pori pada cangkang telur. Degan lapisan tersebut bakteri sukar masuk ke dalam telur dan mengurangi penguapan air dalam telur (Soeseno, 1990).

      

Gambar Sistem  Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina
(Partodihardjo, 1992)

4.2.2 Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Pada Mencit Betina
Pada pengamatan mencit betina kemarin kami menemukan sepasang ginjal yang masing-masing dibawahnya langsung terdapat ovarium dan oviduct (tubang falopi). Ovarium disini berjumlah satu pasang dan bentuk rahimnya adalah memanjang dan dibawah rahim terdapat cervik dan dibawah cervik terdapat vagina. Uretra berhubungan langsung dengan kandung kemih. Pada mencit betina juga terdapat vulva atau organ kelamin luar.
Gambar Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina
(Iqbal, 2007)
Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia termasuk mencit dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Partodihardjo, 1992).
Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. Pada mencit terdapat sepasang ginjal, terdapat dua ureter dan satu kantong kemih. Ovariumnya berjumlah satu pasang dan rahimnya berbentuk memanjang. Cervik terletak dibawah rahim dan vagian terletak dibawah cervik (Sudarwati, 1993).
Gambar Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina
(Iqbal, 2007)

4.2.4 Perbandingan Sistem Reproduksi Pada Merpati (Columba livia) Betina dan Mencit (Mus musculus) Betina, katak betina dan kambing Betina
Perbandingan pada merpati betina dan mencit betina,katak betina dan kambing betina adalah pada merpati betina ovariumnya sebenarnya berjumlah sepasang, tetapi pada praktikum kemarin kita hanya menemukan satu ovarium yang terdapat disebelah kiri. Sedangkan pada mencit betina kita menemukan sepasang ovarium yang berada dibawah ginjal. Pada merpati betina oviduct berada ditengah-tengah ginjal sedangkan pada mencit oviduct berada di bawah ovarium. Pada merpati betina tidak terdapat vagina, yang ada adalah kloaka. Sedangkan pada mencit betina terdapat vagina yang terletak dibawah cervik dan juga mempunyai vulva.

Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Nalbandov, 1990).
  Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak didalam rongga pelvi, saluran reproduksi, pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom (Hafez, 1984).
























BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum tentang akar kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Pada hewan merpati betina terdapat sepasang ovarium. Ovarium berwarna kuning dan berhubungan dengan kloaka. Pada merpati betina ditemukan dua ginjal yang terletak dibawah ovarium, ada hubungan antara ginjal dan kloaka. Sedangkan oviduct berada di tengah-tengah ginjal. Jadi oviduct menjulur dari ovarium, oviductnya panjang dan juga berkelok-kelok. Pada merpati betina juga terdapat istmus yang berfungsi untuk mensekresikan membran sel telur baik membran dalam maupun membran luar. Uterus pada merpati digunakan untuk menghasilkan cangkang kapur. Rektum dan saluran reproduksi bermuara pada kloaka.
2.      Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. Pada mencit terdapat sepasang ginjal, terdapat dua ureter dan satu kantong kemih. Ovariumnya berjumlah satu pasang dan rahimnya berbentuk memanjang. Cervik terletak dibawah rahim dan vagian terletak dibawah cervik.
3.      Perbandingan pada merpati betina, mencit betina, katak betina dan kambing betina adalah pada merpati betina ovariumnya sebenarnya berjumlah sepasang, tetapi pada praktikum kemarin kita hanya menemukan satu ovarium yang terdapat disebelah kiri. Sedangkan pada mencit betina kita menemukan sepasang ovarium yang berada dibawah ginjal. Pada merpati betina oviduct berada ditengah-tengah ginjal sedangkan pada mencit oviduct berada di bawah ovarium. Pada merpati betina tidak terdapat vagina, yang ada adalah kloaka. Sedangkan pada mencit betina terdapat vagina yang terletak dibawah cervik dan juga mempunyai vulva.



DAFTAR PUSTAKA

Blakely. 1998. Vertebrata. Jakarta : UI Press
Hafez, E. S. E. 1993. Reproduktion In Farm Animals. USA : Lea and Febiger
Iqbal, 2007. http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fungsi-reproduksi-hewan-jantan. Di akses tanggal 3 Mei 2009 jam 16.00
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata Dan Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya
Junquiera, Luis C. Carneiro Jose. 1980. Histologi Dasar Edisi Ketiga. Alih bahasa Adji Dharma. Jakarta : EGC
Kholil, Kholifah. 2009. Petunjuk Praktikum Sruktur Perkembangan Hewan II. Malang : Uin Press
Mukayat, Djarubita. 1984. Reproduksi Hewan. Surabaya : IKIP Press
Nalbandov. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia Dan Unggas. Jakarta : UI Press
Partodihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Rahmanto. 2001. Berternak Dan Mencetak Merpati Menjadi Jago Balap Dan Raja Awan. Yogyakarta : Kanisius
Sadler, TW. 1988. Embriologi Kedokteran Edisi 5. Alih bahasa Irwan Susanto. Jakarta : EGC
Soeseno, Ari. 1990. Memelihara Dan Berternak Merpati. Jakarta : Swadaya
Sudarwati, S. 1993. Perkembangan Hewan. Bandung : ITB
Sutejo. 2002. Merpati Balap. Jakarta : Swadaya
Yatim, W. 1990. Reproduksi Dan Embriologi. Bandung : Tarsito



 LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II
“ SISTEM REPRODUKSI BETINA





 







JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM  MALANG
2010





Tidak ada komentar:

Posting Komentar